‘Abdullāh bin ‘Umar r.a., seorang tokoh penting dalam sejarah Islam. Dikenal sebagai salah satu periwayat hadis dan bahkan menjadi periwayat hadis terbanyak kedua setelah Abu Hurairah. Bagaimana kisah hidup ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a.?
Kehidupan Awal
‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. lahir di Makkah sekitar tahun 614 Masehi, hanya beberapa tahun setelah kenabian Nabi Muhammad. Ayahnya adalah Umar bin Khattab r.a., yang kemudian menjadi Khalifah kedua. Karena itu, ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. juga dikenal denga nama Ibnu Umar. Ibu ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. adalah Zainab binti Maz’un r.a., adik dari sahabat Utsman bin Maz’un.
Memeluk Islam
‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. adalah salah satu dari sedikit orang yang dilahirkan ke dalam agama Islam. Dia tumbuh dalam lingkungan di mana ajaran Islam dipraktikkan dengan tekun. Ketika Nabi Muhammad menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat Makkah, ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. dan keluarganya adalah di antara orang-orang pertama yang menerima dan memeluknya dengan sepenuh hati.
Di Bawah Bimbingan Nabi
‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. memiliki kehormatan besar untuk menghabiskan masa remajanya di bawah bimbingan langsung Nabi Muhammad. Dia mengamati dan belajar langsung dari Nabi dalam segala aspek kehidupan, baik yang terkait dengan ibadah, akhlak, maupun urusan dunia. Kehadirannya di sekitar Nabi memperkaya pemahamannya tentang Islam dan memberinya fondasi yang kokoh dalam memahami ajaran agama.
Keutamaan dan Kepribadian
‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. dikenal karena kecintaannya pada ilmu dan memperhatikan Sunnah Nabi. Ia menghabiskan banyak waktu di antara para sahabat untuk belajar dan menghafal hadis-hadis Nabi. Keberhasilannya dalam memperoleh pengetahuan agama, kedekatannya dengan Nabi dan ketelitiannya dalam mengikuti jejak-jejak Nabi, membuat Ibnu Umar mampu menjadi periwayat hadis terbanyak setelah Abu Hurairah r.a.
Beliau adalah sahabat yang paling berhati-hati dalam hal meriwayatkan sebuah hadits dan memberikan pendapat hukum. Jika ada seseorang mendatanginya untuk meminta fatwa, namun dia belum mengetahui atau belum yakin dengan jawabannya, maka Ibnu umar aka menjawab, “Saya tidak memiliki pengetahuan tentang apa yang anda tanyakan,”
Hal lain yang membuat Ibnu Umar istimewa adalah sikap konsistensi dalam beribadah. Ibnu Umar adalah salah seorang sahabat yang tak pernah meninggalkan sholat malam. Hal ini terjadi karena Nabi pernah mengatakan bahwa sebaik-baiknya sahabat adalah Ibnu ‘Umar, jika dia sering sholat malam. Setelah itu, Ibnu Umar menyedikitkan tidur dan memperbanyak shalat malam.
Kiprah di Era Khilafah
Setelah wafatnya Nabi Muhammad , ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. terus berperan aktif dalam memperluas dan memperkuat ajaran Islam di bawah kepemimpinan para Khulafaur-Rasyidin, terutama di bawah kepemimpinan ayahnya, Khalifah Umar bin Khattab, dan Khalifah Usman bin Affan. ‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. menjadi salah satu penasehat utama dan konsultan dalam berbagai masalah agama dan politik pada masa itu.
Warisan dan Pengaruh
‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi umat Islam. Pengajarannya tentang hadits Nabi dan pemahaman tentang ajaran Islam telah menjadi sumber inspirasi bagi generasi setelahnya. Banyak dari riwayat hadits yang disampaikannya menjadi pijakan penting dalam pemahaman Islam yang otentik.
Wafatnya
‘Abdullāh bin ‘Umar r.a. wafat di Madinah pada tahun 693 Masehi, pada usia sekitar 78 tahun. Namun, warisannya tetap hidup dan berdampak pada generasi-generasi yang datang. Meskipun telah meninggalkan dunia, pengaruhnya masih terasa kuat dalam pemikiran dan praktik umat Islam di seluruh dunia.