Menurut seorang pelatih olahraga, untuk menciptakan suatu tim olahraga yang kompak dan dinamis, dibutuhkan pelatih yang dapat mencurahkan waktu dan kemampuannya seratus persen. Akan tetapi, ketika tim tersebut adalah anggota-anggota dalam suatu keluarga—dan ada dua pelatih yang terlibat di dalamnya—dibutuhkan komitmen baru yang barangkali berbeda sama sekali daripada sekadar membangun tim olahraga yang kompak.
Sepasang suami istri barangkali bisa menjadi sepasang teman atau kekasih yang saling menyayangi, tetapi untuk menjadi orangtua yang berhasil dibutuhkan kemampuan untuk mengatur suatu hubungan kerja sama yang kompak, yang terkadang sulit dan sangat khusus, karena di sini melibatkan anak-anak. Bahkan suami istri yang penuh cinta dan saling mendukung sekalipun, harus bekerja keras untuk bisa menjadi orangtua yang benar-benar memiliki semangat kekompakan. Acap kali, perbedaan latar belakang suami dan istri mempengaruhi sikap keduanya dalam menerapkan pola pengasuhan anak yang menurut masing-masing merupakan pola yang terbaik. Dan hal ini, apabila tidak dikomunikasikan dengan baik, dapat menimbulkan persoalan serius yang tidak saja mempengaruhi hubungan antara suami dan istri, tetapi juga, antara orangtua dan anak.
Dengan semakin banyak jumlah wanita yang menjadi bagian dari angkatan kerja—terutama dalam posisi-posisi profesional atau sebagai pemimpin—para ibu pun bisa berada di tengah-tengah kondisi tarik-menarik antara kepentingan rumah tangga dan profesinya. Bukan pemandangan aneh saat ini, apabila ayah mengambil cuti untuk menjaga anak-anak di rumah karena ibu harus bepergian ke luar kota untuk urusan pekerjaan.
Kerjasama Suami Istri
Bagaimana para suami istri menghadapi persoalan-persoalan yang timbul karena tuntutan kehidupan masa kini yang semakin kompleks? Bagaimana para suami istri mengatasi perbedaan latar belakang mereka dalam menerapkan pola pengasuhan anak yang terbaik yang mereka inginkan diperoleh anak-anak mereka? Apa yang harus dilakukan para orangtua agar mereka dapat memupuk keluarga yang kompak dan menjadi orangtua yang sukses?
Penulis buku laris Friends, Lovers, and Soul Mates (Fireside, 1995), pasangan suami istri psikolog Dr. Darlene Powell Hopson dan Dr. Derek S. Hopson dalam buku mereka, Menuju Keluarga yang Kompak: 8 Prinsip Praktis Menjadi Orangtua yang Sukses secara mencerahkan dan inspiratif menunjukkan kepada orangtua bagaimana menjalin ikatan kerja sama, saling mendukung dan menghormati di antara anggota keluarga. Menuju Keluarga yang Kompak memberikan perangkat penting untuk membesarkan anak-anak yang bahagia, mudah beradaptasi, dan berperilaku baik. Hopson tidak hanya menekankan peran penting ibu, tetapi juga menekankan keutamaan ayah sebagai mitra sejati dalam membesarkan anak-anak.
Dilengkapi dengan checklist dan pelatihan praktis, Menuju Keluarga yang Kompak memberikan pesan tegas bahwa orangtua tidak boleh—dan tidak seharusnya—membesarkan anak-anak tanpa dukungan pasangannya. Pasangan suami istri, pasangan yang sudah bercerai, dan orangtua tunggal dapat belajar dari buku ini bagaimana menciptakan tim yang dibutuhkan anak-anak agar mereka dapat meningkatkan aspek-aspek penting dalam kehidupan mereka.
Hal yang menarik dari buku hasil kerja sama suami istri yang telah sukses menerapkan prinsip-prinsip kekompakan ini dalam keluarganya adalah adanya prinsip kedelapan yang secara khusus mendiskusikan peran spiritualitas (didefinisikan di sini sebagai respons kegembiraan [joy] terhadap keindahan dan tantangan kehidupan, dengan persembahan khusus kepada Tuhan) dalam mempertahankan ikatan erat keluarga.